Senin, 19 Desember 2011

Bell's Palsy


Bell’s palsy merupakan lesi pada nervus VII cranialis (n. fasialis) perifer, yang mengakibatkan kelumpuhan otot-otot  wajah, bersifat akut, dimana penyebabnya tidak diketahui (idiopatik) dan umumnya unilateral. Bell’s palsy merupakan kasus  yang menarik untuk dibicarakan, disamping masih didapatkan laporan bahwa 10-15% dari penderita Bell’s palsy belum tersembuhkan dengan baik, dan juga ,masih terdapat kontroversi yang berkembang tentang definisi, etiologi, evaluasi, dan terapinya  (Hamid,1991).

Pada kehidupan sosial, seseorang ditutut untuk banyak berinteraksi dengan orang lain dalam aktivitas kesehariannya, sehingga apabila menderita Bell’s palsy, maka seseorang kemungkinan besar akan mengalami gangguan psikis berupa rasa minder, rendah diri dan bisa menarik diri dari lingkungan aktifitasnya.
Permasalahan yang ditimbulkan Bell’s palsy cukup kompleks diantaranya masalah penampilan dan psikologis sehingga dapat merugikan aktivitas penderita. Permasalahan kapsitas fisik (impairment) antara lain berupa kelemahan otot wajah dan  asimetris wajah. Sedangkan permasalahan fungsional limitation berupa gangguan makan, minum, berkumur, gangguan menutup mata, dan gangguan ekspresi wajah.Bell’s palsy menempati urutan ketiga penyebab terbanyak dari paralysis fasial akut. Di Amerika Serikat, insiden Bell’s palsy setiap tahun sekitar 23 kasus per 100.000 orang, 63% mengenai wajah sisi kanan. Insiden Bell’s palsy rata-rata 15-30 kasus per 100.000 populasi. Penderita diabetes mempunyai resiko 29% lebih tinggi, dibanding non-diabetes. Bell’s palsy mengenai laki-laki dan wanita dengan perbandingan yang sama. Akan tetapi, wanita muda yang berumur 10-19 tahun lebih rentan terkena daripada laki-laki pada kelompok umur yang sama. Penyakit ini dapat mengenai semua umur, namun lebih sering terjadi pada umur 15-50 tahun. Pada kehamilan trisemester ketiga dan 2 minggu pasca persalinan kemungkinan timbulnya Bell’s palsy lebih tinggi daripada wanita tidak hamil, bahkan bisa mencapai 10 kali lipat (http://pakdheimam.blogspot.com/2009/11/bells-palsy.html, 2009).

Dengan modalitas berupa infra red (IR) bertujuan untuk merileksasikan dan meningkatkan aliran darah superficial (Foster, 1981). Pemberian stimulasi elektris atau berupa interrupted direct current (IDC)  bertujuan untuk mencegah atau memperlambat terjadinya atrofi otot sambil menunggu proses regenerasi, dan memperkuat otot yang masih lemah setelah proses regenerasi saraf selesai (Thamrinsyam, 1991). Modalitas massage pada wajah yakni suatu manipulasi yang dilakukan dengan tangan pada jaringan lunak tubuh untuk mendapatkan efek pada jaringan syaraf, otot, dan sirkulasi yang bertujuan untuk mencegah kontraktur dan perlengketan jaringan pada wajah. Sedangkan terapi latihan mirror exercise yaitu latihan otot-otot wajah didepan cermin dengan mekanisme feeedback ditujukan untuk meningkatkan kekuatan otot wajah. 
Permasalahan utama yang sering dikeluhkan pasien adalah permasalahan kosmetik yaitu mulut mencong ke satu sisi, namun selain masalah kosmetik tersebut adanya kelumpuhan pada saraf fasialis juga menimbulkan beberapa permasalahan lain seperti: (1) adanya kelemahan otot-otot wajah sisi lesi (kanan), (2) adanya kontraksi otot dominan pada otot-otot wajah sisi kiri dan (3) adanya gangguan aktivitas sehari-hari yang menggunakan otot-otot wajah, misalnya : mengunyah makanan, minum, berkumur, menutup kelopak mata, bicara, dan berekspresi.
Berdasarkan permasalahan tersebut di atas dan disesuaikan dengan kondisi pasien yang masih akut maka modalitas fisioterapi yang dapat diberikan adalah infra red, massage, IDC, mirror exercise, dan edukasi. Maka diperoleh hasil seperti pada evaluasi kekuatan otot-otot wajah dan peningkatan fungsional dari otot-otot wajah.
Assessment fisioterapi menjadi esensi penting bagi fisioterapis agar dapat memenuhi goal treatment, pemeriksaan penunjang tentang syaraf dapat Ts unduh disini

1 komentar:

  1. Ginger is one of the most used Herbal Remedy for  Bell’s Palsy Herbal Treatment  in India as part of their cuisine. It has anti-inflammatory properties which are decreasing the symptoms caused by Bell’s palsy.

    BalasHapus